ERA DAULAH ABBASIYAH DAN PERKEMBANGAN ILMU LINGUISTIK ARAB

 

Cover Artikel Jurn

al

 
Judul                                   : Perkembangan Linguistik Era Daulah Abbasiyah

Penulis                               : Dien Nur Chotimah, Wardiyatul Husna, Novia Qurrati A’yunina, dan Ahsana Azmi

Nama Jurnal                     : Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

Tahun                                 : 2018

Halaman                            : 803 – 818

ISSN Online/Offline        : 2598-0637

Website                              : PERKEMBANGAN LINGUISTIK ERA DAULAH ABBASIYAH | Wardiyatul Husna, Novia Qurrati A’yunina, dan Ahsana Azmi | semnasbama (arab-um.com)

 

ERA DAULAH ABBASIYAH DAN PERKEMBANGAN ILMU LINGUISTIK ARAB

 

 Kharismarta Eka Cahyani

NIM: B0520030 / Prodi: Sastra Arab

 

PENDAHULUAN

Bani Abbasiyah merupakan bagian dari salah satu masa-masa keemasan Islam. Banyak sekali kemajuan ilmu pengetahuan di masa tersebut, termasuk kemajuan di bidang bahasa, terutama kemajuan dalam bahasa Arab. Dinasti Abbasiyah bahkan sebelumnya, Dinasti Umayyah, sangat fanatik kepada bahasa bahkan bangsa Arab sampai pada mensakralkan. Kecintaan mereka kepada bahasa Arab berasal daro kecintaan mereka kepada Islam. Hal ini masih diteruskan sampai pada zaman Abbasiyah. Pemurnian bahasa Arab berjalan lancar karena para khilafah dan menteri yang menjabat pada masa tersebut memberi perhatian yang cukup besar pada hal tersebut. Sebagian dari mereka juga menguasai bahasa Arab dengan sangat baik sehingga hal ini semakin mendukung dan mendorong perkembangan bahasa Arab. Masa kejayaan dari bahasa Arab ini adalah di zaman Khilafah Abbasiyah abad ke empat. Pada masa itu, banyak buku-buku bahasa Arab diterbitkan dan bahasa Arab sudah cukup dipelajari di dari buku-buku yang telah diterbitkan, jadi orang-orang yang ingin mempelajari bahasa Arab tidak diharuskan untuk mengunjungi guru-guru bahasa Arab. Bahasa Arab pada masa ini sudah menjadi bahasa yang mantap karena ia sudah menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Sementara itu, kita semua ketahui bahwa ilmu bahasa Arab atau ilmu linguistik Arab yang pada akhirnya kita semua kenal sebagai ilmu nahwu, lahir di kota Bashrah, tempat yang sama yang juga menjadi pusat ilmu bahasa Arab pada masa Abbasiyah. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara perkembangan ilmu linguistik pada masa Abbasiyah dengan sejarah terbentuknya ilmu linguistik itu sendiri, baik dari segi latar tempat terjadinya, zaman, atau tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Hal inilah yang menjadi dasar dari dipilihnya jurnal berjudul “Perkembangan Linguistik di Era Abbasiyah” yang ditulis oleh Dien Nur Chotimah, Wardiyatul Husna, Novia Qurrati A’yunina, dan Ahsana Azmi sebagai referensi atau bahan utama, serta dipilihnya buku “Pengantar Linguistik Arab” yang ditulis oleh Dr. H. Sakholid Nasution, S.Ag, MA sebagai pembanding utama untuk pembahasan ini.

Keyword: Linguistik, Daulah Abbasiyah

 

SISTEM TA’RIBISASI

            Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui library research. Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif ( Sugiono. 2010 : 9 ). Sedangkan menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan observasi.

            Metode penilitian ini dipilih karena  penelitian ini ingin mengetahui mengetahui hubungan tokoh, tempat, dan masa dari perkembangan ilmu linguistik Arab di masa Abbasiyah dengan sejarah terbentuknya ilmu linguistik Arab yang biasanya dibahas di buku-buku pengantar ilmu linguistik Arab yang biasanya lebih terfokus hanya pada penokolah dan tahun penemuannya saja, tanpa menyebutkan dinasti atau di periode masa apakah penemuan tersebut ditemukan.

            Sumber data utama yang digunakan berupa jurnal berjudul jurnal berjudul “Perkembangan Linguistik di Era Abbasiyah” yang ditulis oleh Dien Nur Chotimah, Wardiyatul Husna, Novia Qurrati A’yunina, dan Ahsana Azmi dan buku “Pengantar Linguistik Arab” yang ditulis oleh Dr. H. Sakholid Nasution, S.Ag, MA. Alasan dari digunakannya dua sumber data ini adalah karena jurnal dan buku bersangkutan memuat materi yang dibutuhkan untuk masalah yang ingin diangkat.

 

PEMBAHASAN

Perkembangan Ilmu Linguistik di Masa Abbasiyah

            Menurut jurnal yang ditulis oleh Dien Nur Chotimah dkk, di masa Daulah Abbasiyah, perkembangan ilmu linguistic arab dibagi menjadi lima periode.

a. Periode Pertama

                  Sebelum dimulainya masa Abbasiyah, yaitu daulah Umayyah, bahasa Arab sangat diagungkan karena bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hakikat Islam, yang mana Bani Umayyah, pemerintahan mereka didasarkan dan dilandaskan kepada agama Islam.

                  Namun, saat dimulainya masa Abbasiyah, dimana banyak bangsa non-Arab seperti orang-orang Turki menduduki jabatan pending dan strategis dalam pemerintahan. Hal ini mengakibatkan banyak orang-orang penting pada masa tersebut malah menggunakan bahasa Arab Amiyah untuk perakapan sehari-hari, dan mengakibatkan bahasa Arab Badui mengalami kemunduran yang sangat menyedihkan.

b. Periode Kedua

                  Pada periode kedua Abbasiyah perdebatan dan diskusi dalam pemikiran tidak diperbolehkan. Hal ini berpengaruh pada kehidupan sastra seperti puisi, khitabah, dan insya’ pada masa itu menjadi lebih tertutup dan takut untuk mengungkapkan hasil pemikiran mereka. Pada Pada periode ini pula, gejolak sastra berpengaruh terhadap lafadz bahasa Arab, muncul banyak makna yang tidak ada dalam mu’jam sehingga menyulitkan para sastrawan.

                  Pada periode inilah lahir ilmu nahwu. Periodisasi pertumbuhan dan perkembangan nahwu dibagi menjadi empat periode:

1.      Periode pembentukan: terhitung setelah masa Abu al-Aswad al-Duali sampai masa Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 175 H). Pada masa ini terfokus pada pemakaian qiyas sebagai sumber pembentukan kaidah Nahwu.

2.      Periode pertumbuhan dan Perkembangan: seiring dengan munculnya perhatian para linguis Arab terhadap qawaid bahasa Arab dan lahirnya berbagai karya tentang qawaid nahwu.

3.      Periode kejayaan: perhatian dan keseriusan para linguis Arab untuk menulis berbagai judul yang berkaitan dengan nahwu semakin pesat.

4.      Periode reformasi atau reformulasi: munculnya pemikiran dan upaya para linguis Arab untuk memformat kembali materi nahwu dan pembahasannya supaya lebih mudah dipelajari.

               Selain Ilmu nahwu, ilmu shorof juga mulai dibukukan dan ilmu linguistik juga mulai terbentuk.

c.      Periode Ketiga

               Periode ini merupakan periode keemasan daulah Abbasiyah pada bidang ilmu, terutama dalam bidang linguistik, sejarah, geografi, sastra dan filsafat. Karena adanya kekacauan dalam pemerintahan, para pecinta ilmu mulai meninggalkan Baghdad (Bashrah) menuju wilayah-wilayah kekuasaan Islam sehingga pada periode ini banyak ilmuwan yang muncul di luar Bahdad. Banyak karya yang dilahirkan oleh sarjana terkemuka dari keturunan non-Arab dalam bidang linguistik, filologi, leksikologi, bahkan tata bahasa sekalipun.

               Perkembangan ilmu nahwu pada masa ini adalah ilmu nahwu dikodifikasi oleh Imam Sibawih dengan judul buku al-Kitab yang sekarang menjadi buku induk tentang nahwu. Mayoritas dari ahli nahwu pada masa ini tidak menyusun buku berdasarkan pemikiran mereka, melainkan mereka hanya menuliskan tentang penjelasan dari buku Sibawih.

               Pada Masa ini pula ilmu linguistik dan leksikologi mulai terlihat kematangannya. Mu’jam yaitu buku-buku kebahasaan yang di dalamnya terdapat kata-kata yang diurutkan sesuai abjad dengan arti yang sama atau mendekatinya dan kata itu diambil dari lisan orang Arab dengan media pendengaran. Selain itu, kegiatan penerjemahan juga semakin meluas setelah dibuatnya kertas penerjemahan.

d.     Periode Keempat

               Pada masa ini, orang-orang mulai menyukai keterampilan dalam membuat lafazd- lafadz yang indah dan banyak dari mereka juga yang membuat maqamat, sehingga dapat dikatakan bahwa keindahan-keindahan tersebut adalah suatu kekayaan yang dimiliki oleh Abbasiyah ditahun ini. Di tahun ini juga, Ilmu bayan terlahir sebagai ilmu yang berdiri sendiri, Salah satu keistimewaan lainnya ditahun ini yaitu, berkurangnya jumlah buku-buku yang hilang (Jarzi: 1996: 10). Dikarenakan di tahun pertama Abbasiyah hingga sebelum tahun keempat ini banyak sekali buku-buku yang telah hilang. Banyak ulama yang terkenal akan kepandaiannya dalam menguasai ilmu lughoh. Sayangnya, periode ini harus berakhir karena serangan dari Mongol di tahun 656 H.

Sejarah Ilmu Linguistik Secara Umum dan Hubungannya dengan Perkembangannya di Masa Daulah Abbasiyah

               Menurut buku “Pengantar Linguistik Arab” karya Dr. H. Sakholid Nasution, S.Ag, MA, perhatian terhadap linguitik Arab (ilmu tata bahasa Arab yang kemudian dikenal dengan ilmu nahwu) muncul pada awal perkembangan Islam.

               Terdapat perbedaan pendapat para sejarawan bahasa Arab dalam menentukan orang pertama menemukan ilmu nahwu. Ada yang berpendapat orang pertama yang menemukan ilmu bahasa Arab dan yang meletakkan dasar-dasar gramatikalnya adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thâlib karena beliaulah orang pertama yang mengklasifikasikan kata bahasa Arab menjadi tiga, yaitu isim, fi’il dan huruf. Kemudian beliau memerintah Abu al-Aswad al-Duâli untuk mengembangkan kajian ini. Ada yang berpendapat bahwa orang pertama yang menemukan ilmu nahwu adalah Abu al-Aswad al-Duâli (w. 67 H.) yang bermula dari perbedaan penggunaan harakat pada percakapannya dengan anaknya di suatu malam.

               Dalam buku ini, Periodisasi pertumbuhan dan perkembangan ilmu hahwu dibagai kepada empat periode. 1. Periode pembentukan; 2. Periode pertumbuhan dan perkembangan; 3. Periode kejayaan; dan 4. Periode reformasi dan reformulasi. Hal ini selaras dengan periodisasi perkembangan ilmu nahwu pada periode kedua masa Abbasiyah yang telah dibahas sebelumnya. Terdapat juga banyak keselarasan antara nama-nama ilmuan linguistic arab yang terkenal pada masa itu.

               Kelemahan pada jurnal yang dipakai sebagai refenrensi utama dalam review ini adalah adanya kesalahan dalam penyebutan dua daulah yang saling bersinggungan yaitu daulah Umayyah dan Abbasiyah yang mengakibatkan pembaca menjadi bingung dan harus membaca berkali-kali untuk memahami dan menyadari bahwa hal itu merupakan kesalahan penyebuta. Terdapat juga ketidak-konsistenan penulis dalam menyebut Bashrah dah Baghdad sehingga terkesan mengganggu dan bagi orang yang tidak mengetahui hal tersebut akan menjadikan kebingungan.

               Masukan yang bisa diberikan untuk mengatasi hal tersebut adalah agar penulis lebih teliti dalam penyebutan kedua daulah dan lebih konsisten dalam menyebutkan suatu nama atau istilah agar tidak terjadi kesalah pahaman.

               Terlepas dari kekurangan yang ada, jurnal bersangkutan sebenarnya sangat menarik karena menyajikan sejarah dan perkembangan ilmu linguistik melalui sudut pandang yang lebih spesifik dan berbeda dari yang lainnya karena kajian dari sudut pandang yang dibawakan penulis disini jarang bisa ditemukan.

 

PENUTUP

Dari review yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa awal mula dan perkembangan ilmu linguistik Arab yang biasa kita temui dalam buku-buku pengantar linguistik Arab terjadi pada masa Daulah Abbasiyah. Hal ini menunjukkan betapa maju dan hebatnya pertumbuhan ilmu-ilmu di masa tersebut, termasuk ilmu linguistik di dalamnya

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Chotimah, D.N., Husna, W., A’yunina, N.Q. and Azmi, A., 2018. Perkembangan Linguistik Era Daulah Abbasiyah.

Nasution. 2017. Pengantar Linguistik Bahasa Arab. Sidoarjo: CV. LISAN ABADI.

UIN Malang. “BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian”, http://etheses.uin-malang.ac.id/1749/7/09410177_Bab_3.pdf

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZHAB LINGUISTIK ARAB DAN SEJARAHNYA DI ERA ABBASIYAH